Laman

MENGENANG 11 TAHUN KEMATIAN MUNIR SANG AKTIVIS HAM

Posted by Unknown Selasa, 08 September 2015 0 komentar
selamat siang gan
welcome to my thread my adventure
kali ini ane mau bagi2 info nih ttg mendiang Munir
yang pada hari ini sudah 11 tahun lamanya pergi meninggalkan kita semua
semoga info yg ane share ini berguna bagi semuanya ya
oh ya maap juga gan kalo ada salah2 kata ato penyampaian ttg mendiang Munir ini
langsung dikoreksi aja ya nanti gan
yukkk cekidoooot



7 SEPTEMBER 2004
MENGENANG 11 TAHUN MENINGGALNYA MUNIR, SANG AKTIVIS HAM INDONESIA



Spoiler for mengenang munir:

Munir atau yang bernama lengkap Munir Said Thalib lahir di Malang, Jawa Timur pada 8 Desember 1965.






Pria dengan keturunan Arab lulusan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini merupakan seorang aktivis dan pejuang HAM Indonesia. Ia dihormati oleh para aktivitis, LSM, hingga dunia internasional.






Dan hari ini pada tanggal 7 September, 11 tahun yang lalu beliau meninggal di sebuah penerbangan pesawat Garuda Jakarta - Amsterdam yang transit di Singapura.






Ia meninggal karena terkonsumsi racun arsenik dalam penerbangan menuju Belanda untuk melanjutkan studi masternya di bidang hukum.



Sosok Munir, sebagai pejuang hak asasi manusia, sudah banyak dikenal masyarakat.
Sosok Munir dikenal aktif membela mereka yang dianggap tertindas.
Bagi Indonesia, dan juga dunia, Munir adalah ikon pejuang hak asasi manusia (HAM) yang semangatnya akan terus dihidupkan.

Sebelum menceburkan diri secara penuh dalam dunia ”aktivis”, Munir sempat bekerja di sebuah perusahaan persewaan sound system dan menjual alat-alat elektronik.
Lulusan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang tahun 1985 ini, memulai karirnya di LBH Pos Malang. Ia masuk sebagai sukarelawan di LBH Pos Malang tahun 1989. Munir memulai seluruh kerjanya dari "basis" buruh dan petani.

Kemudian Munir pindah ke Surabaya dan menjadi Koordinator Divisi Perburuhan dan Divisi Hak Sipil Politik LBH. Tahun 1993 Munir diangkat menjadi Ketua Bidang Operasional LBH Surabaya sampai 1995. Karir Munir di LBH terus berlanjut. Usai menjabat Ketua Bidang Operasional LBH Surabaya, ia dipromosikan menjadi direktur LBH Semarang. Ia hanya tiga bulan di Semarang, kemudian ditarik ke Jakarta menjadi Sekretaris Bidang Operasional Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).
Kemudian Munir menjadi pendiri Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS) serta menjadi Koordinator Badan Pekerja di LSM ini. Di lembaga inilah nama Munir mulai dikenal, saat dia melakukan advokasi terhadap para aktivis yang menjadi korban penculikan rejim penguasa saat itu. Perjuangan Munir tentunya tak luput dari berbagai teror berupa ancaman kekerasan dan pembunuhan terhadap diri dan keluarganya. Usai kepengurusannya di KontraS, Munir ikut mendirikan Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia "Imparsial"di mana ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif.
Saat menjabat sebagai Koordinator KontraS namanya juga masih tetap tenar sebagai seorang pejuang bagi orang-orang hilang yang diculik pada masa itu. Ketika itu dia membela para aktivis yang menjadi korban penculikan Tim Mawar dari Kopassus.

Atas perjuangannya yang tak kenal lelah, dia pun memperoleh The Right Livelihood Award di Swedia (2000), sebuah penghargaan prestisius yang disebut sebagai Nobel alternatif di bidang pemajuan HAM dan Kontrol Sipil terhadap Militer di Indonesia dari Yayasan The Right Livelihood Award Jacob von Uexkull, Stockholm, Swedia. Kemudian Majalah Asiaweek (Oktober 1999) juga ikut menobatkannya menjadi salah seorang dari 20 pemimpin politik muda Asia pada milenium baru dan Man of The Year versi majalah Ummat (1998).

KARIR MUNIR
Spoiler for karir munir semasa hidupnya:


Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau HAM Indonesia Imparsial




Ketua Dewan Pengurus KONTRAS (2001)




Koordinator Badan Pekerja KONTRAS (16 April 1998-2001)




Wakil Ketua Dewan Pengurus YLBHI (1998)




Wakil Ketua Bidang Operasional YLBHI (1997)




Sekretaris Bidang Operasional YLBHI (1996)




- Direktur LBH Semarang (1996)




- Kepala Bidang Operasional LBH Surabaya (1993-1995)




Koordinator Divisi Pembunuhan dan Divisi Hak Sipil Politik LBH Surabaya (1992-1993)




Ketua LBH Surabaya Pos Malang




Relawan LBH Surabaya (1989)



Kasus-Kasus Penting yang Pernah ditangani oleh Munir
Spoiler for :


Penasehat Hukum masyarakat Nipah, Madura, dalam kasus permintaan pertanggungjawaban militer atas pembunuhan tiga petani Nipah Madura, Jawa Timur; 1993




Penasehat Hukum Sri Bintang Pamungkas (Ketua Umum PUDI) dalam kasus subversi dan perkara hukum Administrative Court (PTUN) untuk pemecatannya sebagai dosen, Jakarta; 1997




Penasehat Hukum Muchtar Pakpahan (Ketua Umum SBSI) dalam kasus subversi, Jakarta; 1997




Penasehat Hukum Dita Indah Sari, Coen Husen Pontoh, Sholeh (Ketua PPBI dan anggota PRD) dalam kasus subversi, Surabaya;1996




Penasehat Hukum mahasiswa dan petani di Pasuruan dalam kasus kerusuhan PT. Chief Samsung; 1995




Penasehat Hukum bagi 22 pekerja PT. Maspion dalam kasus pemogokan di Sidoarjo, Jawa Timur; 1993




Penasehat Hukum DR. George Junus Aditjondro (Dosen Universitas Kristen Satyawacana, Salatiga) dalam kasus penghinaan terhadap pemerintah, Yogyakarta; 1994




Penasehat Hukum dalam kasus hilangnya 24 aktivis dan mahasiswa di Jakarta; 1997-1998




Penasehat Hukum dalam kasus pembunuhan besar-besaran terhadap masyarakat sipil di Tanjung Priok 1984; sejak 1998




Penasehat Hukum kasus penembakan mahasiswa di Semanggi, Tragedi 1 dan 2; 1998-1999




Anggota Komisi Penyelidikan Pelanggaran HAM di Timor Timur; 1999




Penggagas Komisi Perdamaian dan Rekonsiliasi di Maluku




Penasehat Hukum dan Koordinator Advokat HAM dalam kasus-kasus di Aceh dan Papua (bersama KontraS)



PENGHARGAAN YANG DITERIMA MUNIR
Spoiler for penghargaan yg diterima munir semasa hidupnya:


Right Livelihood Award 2000, Penghargaan pengabdian bidang kemajuan HAM dan kontrol sipil terhadap militer (Swedia, 8 Desember 2000)




Mandanjeet Singh Prize, UNESCO, untuk kiprahnya mempromosikan Toleransi dan Anti-Kekerasan (2000)




Salah satu Pemimpin Politik Muda Asia pada Milenium Baru (Majalah Asiaweek, Oktober 1999)




Man of The Year versi majalah Ummat (1998).




Suardi Tasrif Awards, dari Aliansi Jurnalis Independen, (1998) atas nama Kontras




Serdadu Awards, dari Organisasi Seniman dan Pengamen Jalanan Jakarta (1998)




Yap Thiam Hien Award (1998)




Satu dari seratus tokoh Indonesia abad XX, majalah Forum Keadilan



Latar belakang lain kegilaannya dalam dunia hukum dan hak asasi manusia dipengaruhi oleh perkenalannya dengan sosok demonstran bernama Bambang Sugianto yang acap kali mengajaknya berdebat dan membuatnya terpacu untuk menekuni dunia hukum lebih lanjut. Ditambah lagi dengan pengaruh buku tentang memperjuangkan nasib buruh yang ia baca, semakin menambah ketertarikannya untuk menekuni dunia perburuhan.
Sehingga hal itulah yang membuat Munir untuk segara melanjutkan studi S2 hukumnya di Universitas Utrecht, Belanda.

Impian yang indah itu akan benar - benar segera Munir dapatkan apabila dalam penerbangannya menuju Amsterdam, ia ditemukan tak bernyawa oleh awak kabin—yang mengiranya tertidur setelah menahan sakit—dengan telapak tangan membiru dan mulut yang mengeluarkan air liur.
Karena dua jam kemudian ia akan mendarat di Bandara Schiphol—jika tak ada yang meracuninya—dan perjalanan akan dilanjutkan ke Utrecht University.
Kursi untuk studi S2 hukum sudah menunggunya disana.


Lincah dan berani dalam menentang ketidakadilan pada pemerintahan orde baru membuat Munir tidak disenangi oleh kalangan petinggi sekaligus menjadi target operasional intelejen. Hal inilah diduga banyak orang sebagai latar belakang pembunuhan Munir yang terjadi di pesawat tujuan Belanda.
Saat itu, pesawat baru saja tinggal landas dari bandara Changi Singapura, Munir yang sebelumnya minum jus jeruk tiba-tiba mengeluh sakit perut, menduga jika maagnya kambuh akibat jus jeruk dan meminta obat pada pramugari yang tengah melintas saat itu. Namun, obat yang dikehendaki Munir tidak tersedia saat itu, sehingga Munir hanya bisa menahan sakit dan berulang kali muntaber serta buang air besar.
Hingga perjalanan sampai di India, Munir meminta pramugara untuk memanggilkan dokter Tarmizi yang kebetulan sempat berkenalan saat transit di Singapura. Banyak cara yang dilakukan dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular tersebut untuk membantu Munir, diantaranya dengan memberikan obat sakit perut New Diatabs serta obat mual dan perih kembung Zantacts dan Promag yang dibawa Tarmizi sendiri karena pihak pesawat tidak menyediakan obat saat itu.
Tak berlangsung lama, Tarmizi kemudian menyuntikkan obat antimual dan muntah, Primperam, yang berhasil membuat Munir tertidur selama 2-3 jam. Namun, lagi-lagi saat itu Munir mengeluh perutnya kembali sakit dan ia memutuskan untuk pergi ke toilet. Karena sakit perutnya tak kunjung reda, akhirnya Tarmizi menyuntikkan Diazepam, obat penenang, pada bahu kanan Munir. Tak bereaksi banyak, Munir masih merasakan sakit pada perutnya.
Hingga akhirnya dalam rentang waktu Munir beristirahat sebelum 2 jam pesawat mendarat di Bandara Schipol, purser yang menjaga Munir menemukan Munir tertidur dalam posisi miring dengan air liur tak berbusa. Mendapati pergelangan tangan yang membiru, purser segera memanggil Tarmizi untuk mengecek lebih lanjut. Dan, benar saja, Munir dinyatakan telah meninggal empat puluh ribu kaki di atas tanah Rumania.

Pada 12 November 2004, polisi Belanda yang telah melakukan otopsi mengeluarkan berita mengejutkan yakni ditemukan senyawa arsenik pada tubuh Munir yang diduga diberikan pada jus jeruk yang diminum.
Selang satu tahun, kasus pembunuhan Munir masih tak terungkap. Sejauh itu, hanya Pollycarpus Budihari Priyanto, pilot Garuda, yang dijatuhi hukuman penjara 14 tahun atas keterkaitannya terhadap pembunuhan Munir.

Menyusul temuan percakapan antara Polly dan Muchdi Purwopranjono, mantan petinggi BIN dan militer. Muchdi diadili, namun, saat itu hakim memberikan vonis bebas atasnya yang berbalik pada penangkapan hakim yang mengadili Muchdi.

Kini, kasus Munir Said Thalib genap 11 tahun. Munir tewas dalam penerbangan dari Singapura menuju Amsterdam, Belanda, 7 September 2004.
Jenazah Munir dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Kota Batu.
Kepergiannya meninggalkan seorang istri bernama Suciwati dan dua orang anak bernama Sultan Alief Allende dan Diva.

Kini 11 tahun telah berselang semenjak kematiannya, namanya tak pernah berhenti dikumandangkan dari tahun ke tahun.
Dari keluarga, kerabat, hingga masyarakat luas, mewakili Munir yang telah tiada. Mungkin mereka tak akan pernah berhenti bersuara lantang, hingga keadilan datang untuk seorang Munir.

ya itulah sekelumit tentang cerita sejarah hidup Munir
yang ane share ke agan2 semua
dari cerita ini jugalah kita smua bisa mengetahui mengapa banyak orang menganggap dia sebagai pejuang HAM
alias pejuang Hak Asasi Manusia
menurut ane sendiri scr pribadi mengatakan bahwa kasus pembunuhan Munir ini belumlah tuntas
sudah lama banget ya sampe 11 tahun gini
ya bagaimanapun juga kita harus ttp mendoakan yg terbaik kedepannya
agar pengusutan kasus ini berjalan dgn lancar dan segera menemukan dalang dibalik semua ini
ane juga mau minta maaf misalnya kalo tulisan di thread ini menyinggung salah satu pihak
ane sama sekali ga ada niat dan gak bermaksud
ini semua murni karena ane ingin share ttg Munir kepada semuanya
kalaupun ada, silahkan aja langsung beri komeng2 agan semua ya kepada ane
maaf juga kalo misalnya isi thread ini ternyata repsol hehe
semoga isi thread ini berguna dan bermanfaat bagi semuanya
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: MENGENANG 11 TAHUN KEMATIAN MUNIR SANG AKTIVIS HAM
Diposting oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
semua konten berupa: gambar, musik, ataupun video yang ada di blog ini bukan berada dibawah Hak Cipta kami (bukan milik kami). Semua konten diambil dari berbagai sumber yang berbeda, jika ada konten/artikel yang menyinggung atau di bawah Hak Cipta Anda maka silakan Hubungi Kami agar kami bisa menghapus artikel tersebut secepatnya setelah kami verifikasi terlebih dahulu.. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://terminalwarta.blogspot.com/2015/09/mengenang-11-tahun-kematian-munir-sang.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Cara Buat Email Di Google | Copyright of TERMINAL WARTA.